
SPONSOR
Saturday, December 6, 2008
Inikah arti sebuah sahabat ?????
Kemana aku pergi kau selalu menyertaiku
Dikala aku khilaf kau selalu mengingatkanku
Disaat aku sedih kau selalu menghiburku
Teman mengapa kini kau berubah
Disaat aku sendiri kau acuhkan aku
Dikala aku sedih kau biarkan aku begitu saja
Dikala aku membutuhkanmu kau pergi menjauh dariku
Teman aku tidak tahu isi dalam hatimu
Tapi aku tahu bagaimana perasaanmu saat ini
Teman apakah kau benci kepadaku karena aku sibuk dengan urusanku ???
Teman apakah semua itu yang membutmu menghindar dariku ???
Teman apakah ini arti dari kata “ TEMAN “ ???
Ketika mendapat teman yang baru kau tinggalkan teman yang lama
Teman apakah ini arti dari sebuah persahabatan ???
Dulu engkau pernah berkata bahwa sahabat bukan sekedar teman
Bahkan dulu kamu mengatakan bukankah kita ini saudara
Ya saudara, yang tidak akan meninggalkan saudaranya seorang diri
Yang akan selalu bersama, dan menjaga satu sama lain
Yang tidak akan rela saudaranya tersakiti atau disakiti
Teman dimanakah engkau sekarang
Ketika semua saudaramu mengharapkan engkau kembali
Ya kembali, seperti engkau yang dulu
Yang selalu menghiasi perjuangan ini
Teman semoga Allah membukakan hatimu kembali
Kembali untuk meneruskan perjuangan yang tertunda
Meneruskan persahabatan kita yang sempat terputus
Untuk memperoleh Mardhotillah yang kita cita-citakan
Dan untuk meminang bidadari syurga yang cantik menawan
Yang siap menyambut kedatangan calon suaminya di syurga.
By : Alfarisi
Wednesday, December 3, 2008
Fitnah Antara Dua Insan
Penulis: Ummu Ishaq Al-Atsariyyah
Sakinah, Mengayuh Biduk, 27 - Mei - 2003, 16:15:16
Ujian yang paling besar bagi laki-laki adalah wanita. Demikian Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam telah mengingatkan dalam sebuah haditsnya. Karena itu Islam memberi rambu-rambu yang sangat ketat dalam mengatur hubungan dua lawan jenis ini. Tujuannya, tentu, untuk memuliakan kedua belah pihak, laki-laki dan wanita.
Allah Subhanahu wa Ta`ala menciptakan dua jenis manusia, Adam (pria) dan Hawa (wanita), yang secara fitrah keduanya saling tertarik satu dengan lainnya. Si pria tertarik, cenderung dan senang dengan wanita. Sebaliknya, wanita juga punya ketertarikan, kecenderungan dan kesenangan terhadap pria. Bapak manusia, Nabi Adam `alaihis salam, merasa kesepian tatkala Allah Subhanahu wa Ta`ala belum menciptakan Hawa sebagai pendamping hidupnya. Yang demikian ini juga menimpa anak cucu Adam. Ketika usia dan kebutuhan telah menuntut, mereka saling membutuhkan teman hidup dari lawan jenisnya, dan ini fitrah manusia.
Karena kuatnya daya tarik pria dan wanita, agama yang samhah - agama yang mudah dan tidak memberikan beban yang berat bagi pemeluknya - ini menetapkan aturan-aturan agar keduanya terjaga dan tidak melanggar batasan Ilahi. Bila aturan itu tidak diindahkan, maka yang terjadi adalah fitnah. Fitnah ini bisa menimpa pihak pria, bisa pula menimpa pihak wanita, atau bahkan kedua-duanya. Yang dimaksud dengan fitnah di sini adalah sesuatu yang membawa kepada ujian, bala, dan adzab.
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda tentang fitnah wanita:
“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnahnya wanita.” (Shahih, HR. Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian berketurunan (regenerasi) di atasnya, lalu Dia akan melihat bagaimana kalian berbuat. Maka berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita, karena awal fitnah yang menimpa Bani Israil dari wanitanya.” (Shahih, HR. Muslim)
Shahabat Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bernama Abdullah bin Mas‘ud radhiallahu `anhu berkata: “Ada seorang laki-laki mencium seorang wanita yang bukan mahramnya. Dengan penuh sesal laki-laki itu mendatangi Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam mengadukan maksiat yang telah diperbuatnya. Maka turunlah ayat Allah:
“Dirikanlah shalat pada dua ujung siang dan akhir dari waktu malam. Sesungguhnya kebaikan itu akan menghapuskan kejelekan. Yang demikian itu adalah peringatan bagi orang-orang yang mau berdzikir (mengingat).” (Hud: 114)
Laki-laki tadi berkata kepada Rasulullah: “Apakah ayat ini untukku?” Rasulullah menjawab: “Ayat ini bagi orang yang berbuat demikian dari kalangan umatku.” (Shahih, HR. Bukhari)
Karena terfitnah dengan wanita, seorang laki-laki ingin berzina; dan karena fitnah wanita, seorang laki-laki melakukan perbuatan yang mengantar kepada zina (mencium), padahal Allah Subhanahu wa Ta`ala telah memperingatkan:
“Janganlah kalian mendekati perbuatan zina. Sesungguhnya zina itu merupakan perbuatan keji dan sejelek-jelek jalan.” (Al Isra’: 32)
Karena begitu besarnya fitnah antara lawan jenis ini, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam telah memberikan bimbingan kepada umatnya agar mereka terjaga hingga tidak terjatuh kepada fitnah tersebut. Di antara bimbingan tersebut adalah:
Firman Allah dalam Surat An-Nuur:30-31 yang artinya: “Katakanlah (ya Muhammad) kepada orang-orang mukmin: “Hendaklah mereka menundukkan pandangan-pandangan mata mereka dan hendaklah mereka menjaga kemaluan-kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah akan mengabarkan apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita-wanita mukminah: “Hendaklah mereka menundukkan pandangan-pandangan mata mereka dan hendaklah mereka menjaga kemaluan-kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa tampak darinya (tidak mungkin ditutupi). Hendaklah pula mereka menutupkan kerudung-kerudung mereka di atas leher-leher mereka dan jangan mereka tampakkan perhiasan mereka kecuali di hadapan suami-suami mereka, atau ayah-ayah mereka, atau ayah-ayah suami mereka (ayah mertua), atau di hadapan putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau di hadapan saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka (keponakan laki-laki), atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau di hadapan wanita-wanita mereka, atau budak yang mereka miliki, atau laki-laki yang tidak punya syahwat terhadap wanita, atau anak laki-laki yang masih kecil yang belum mengerti auratnya wanita. Dan jangan pula mereka menghentakkan kaki-kaki mereka ketika berjalan di hadapan laki-laki yang bukan mahram, agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan dan hendaklah kalian semua bertaubat kepada Allah, wahai kaum mukminin, semoga kalian beruntung.” (An Nur: 30-31)
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan putri-putrimu serta wanita-wanitanya kaum mukminin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka di atas tubuh mereka. Yang demikian itu lebih pantas bagi mereka untuk dikenali (sebagai wanita merdeka dan wanita baik-baik) hingga mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.” (Al Ahzab: 59)
“Apabila kalian meminta sesuatu kepada para istri Nabi maka mintalah dari balik tabir. Yang demikian itu lebih suci bagi hati-hati kalian dan hati-hati mereka.” (Al Ahzab: 53)
Rasulullah mengajarkan kepada para shahabat beliau untuk memberikan hak pada jalan bila mereka terpaksa duduk-duduk di pinggirnya untuk berbincang. Beliau bersabda:
“(Hak jalan adalah) kalian menundukkan pandangan, menahan gangguan, menjawab salam dan amar ma’ruf nahi munkar.” (Shahih, HR. Bukhari)
Beliau menuntunkan kepada para wanita:
“Apabila salah seorang wanita dari kalian hadir di masjid untuk shalat Isya, maka ia tidak boleh menggunakan wangi-wangian pada malam itu.” (Shahih, HR. Muslim)
“Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian kemudian ia melewati sekelompok laki-laki agar mereka dapat mencium wanginya, maka wanita itu pezina.” (Shahih, HR. Ahmad. Lihat Ash Shahihul Musnad mimma Laisa fish Shahihain 2/9, karya Syaikh Muqbil t)
Beliau mengajarkan kepada para laki-laki:
“Hati-hati kalian dari masuk menemui para wanita yang bukan mahram!” Lalu ada seseorang dari kalangan Anshar bertanya: “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu dengan ipar?” Beliau menjawab: “Ipar itu maut.” (Shahih, HR. Bukhari)
“Jangan sekali-kali seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita kecuali wanita itu didampingi oleh mahramnya.” Maka berdiri seorang laki-laki untuk bertanya kepada beliau: “Wahai Rasulullah, istriku keluar untuk melaksanakan ibadah haji sementara aku telah tercatat untuk ikut dalam peperangan ini dan itu.” Beliau berkata: “Kembalilah engkau temui istrimu dan berhajilah bersamanya.” (Shahih, HR. Bukhari )
“Ditusuk kepala salah seorang dari kalian dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Shahih, HR. Ath Thabrani dalam Al-Mu`jamul Kabir . Lihat Ash Shahihah no. 226)
Aisyah mengabarkan tentang keberadaan Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam yang selalu menjauh dari hal-hal yang dapat mengantarkan kepada fitnah:
“Demi Allah, tangan beliau tidak pernah sama sekali menyentuh tangan seorang wanita yang bukan mahramnya ketika beliau membaiat mereka. Tidaklah beliau membaiat mereka kecuali dengan ucapan: “Sungguh aku telah membaiatmu dalam perkara itu.” (Shahih, HR. Bukhari dan Muslim)
Ummu Salamah, salah seorang Ummahatul Mu’minin berkata: “Apabila Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam telah salam dari shalatnya (secara berjamaah di masjid, pent.), berdirilah para wanita (untuk kembali ke rumah mereka, pent.) segera setelah selesainya salam beliau, sementara beliau tetap tinggal sebentar di tempatnya sebelum akhirnya beliau berdiri.” (Shahih, HR. Bukhari)
Rawi hadits ini berkata: “Kami memandang, wallahu a`lam, beliau melakukan hal tersebut agar para wanita yang ikut shalat berjamaah dapat kembali pulang ke rumah mereka tanpa sempat berpapasan dengan laki-laki.”
Pernah suatu ketika Rasulullah secara tidak sengaja melihat seorang wanita maka beliau segera mendatangi istrinya Zainabx untuk mengajaknya jima‘. Setelah selesai menunaikan hajatnya, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam keluar menemui para shahabat beliau, lalu beliau berkata:
“Sesungguhnya wanita itu menghadap dalam bentuk setan dan membelakangi dalam bentuk setan. Maka apabila seseorang dari kalian melihat seorang wanita hendaklah ia ‘mendatangi’ istrinya, karena dengan begitu dapat menolak apa yang ada di hatinya.” (Shahih, HR. Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta`ala dengan rahmat-Nya menetapkan adanya pernikahan juga dalam rangka menjaga timbulnya fitnah. Rasul-Nya yang mulia bersabda memberi tuntunan kepada para pemuda :
“Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah memiliki kemampuan hendaklah dia menikah karena dengan nikah itu dapat lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, adapun yang belum mampu maka hendaklah dia puasa karena puasa itu merupakan tameng dari syahwat”. (Shahih, HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam naungan rumah tangga, seorang suami dan seorang istri diharapkan dapat saling menjaga kehormatan masing-masing. Suami dapat menjaga istrinya dan sebaliknya istri dapat menjaga suaminya. Dan masing-masingnya mencukupkan diri dengan pasangan hidupnya yang sah, tidak berpaling kepada apa yang tidak halal baginya.
Ketahuilah, fitnah lawan jenis pada akhirnya dapat mengantarkan kepada zina, padahal Allah telah mengharamkan perbuatan keji ini. Dan yang perlu diketahui zina itu tidak hanya sekedar apa yang diperbuat oleh kemaluan, karena Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina. Dia pasti akan mendapati hal itu. Maka zinanya mata dengan melihat, zinanya lidah dengan berbicara, sementara jiwa itu berangan-angan dan berkeinginan. Dan nantinya kemaluanlah yang membenarkan itu seluruhnya atau mendustakannya.” (Shahih, HR. Bukhari)
Kita katakan dalam perkara ini “menjaga diri lebih baik daripada mengobati”. Sebelum jatuh sakit karena penyakit yang ditimbulkan oleh fitnah kemudian nantinya sulit untuk diobati, lebih baik menghindarkan diri dari fitnah tersebut dan tidak dekat-dekat dengannya. Semoga Allah menjaga diri kita… Amin!
Wallahu a‘lam bish shawwab.
(Catatan: susunan hadits-hadits yang ada dalam tulisan ini diambil dari kitab Tahdzirul Fataatil ‘Afifah min Talbisaat Az-Zindaaniil Khabitsah, hal. 31-37, karya Ummu Salamah As Salafiyah salah seorang istri As Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi‘i rahimahullahu ta`ala)
Silahkan mengcopy dan memperbanyak artikel ini
dengan mencantumkan sumbernya yaitu : www.asysyariah.com
Monday, November 24, 2008
Kisah Keislaman Saad bin Abi Waqqash
Di zaman Rasulullah tersebutlah seorang pemuda berusia tujuh belas tahun yang bernama Saad bin Abi Waqqash. Suatu hari pemuda itu berkata, "Pada suatu malam, di tahun ini, saya bermimpi seolah-olah tenggelam di dalam kegelapan yang bertumpuk-tumpuk. Ketika saya terbenam di dalam kegelapan itu, tiba-tiba ada cahaya bulan yang menerangiku. Saya kemudian mengikuti arah cahaya itu dan saya dapati di
Manakala siang telah muncul, saya mendengar suara dakwah Muhammad saw. kepada Islam. Saya meyakini bahwa saya sekarang berada di dalam kegelapan dan dakwah Muhammad saw. adalah cahaya itu. Maka, saya pun mendatangi Muhammad dan aku dapati orang-orang yang kujumpai dalam mimpi, ada di samping beliau. Maka, aku pun masuk Islam.
Tatkala ibu Sa'ad mengetahui hal ini, dia mogok makan dan minum, padahal Sa'ad sangat berbakti kepadanya sehinga dia merayunya setiap waktu mengharapkannya untuk mau makan walau hanya sedikit, tapi ibunya menolak. Manakala Sa'ad melihat ibunya tetap teguh berpendirian, dia berkata kepadanya, "Wahai ibu! Sesungguhnya saya sangat cinta kepadamu, namun saya lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah, seadainya engkau mempunyai seratus nyawa lalu keluar dari dirimu satu persatu, aku tidak akan meninggalkan agamaku ini demi apapun juga."
Tatkala sang ibu melihat keteguhan hati anaknya, dia pun menyerah lalu kembali makan dan minum meskipun tidak suka. Allah kemudian menurunkan ayat tentang mereka yang artinya, "Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kaum mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik." (Luqmaan: 15)
Maha Benar Allah yang Maha Agung.
Sumber: Asyabalunal 'Ulama (65 Kisah Teladan Pemuda Islam Brilian), Muhammad Sulthan.
Sunday, November 23, 2008
Tips Praktis Menikmati Musibah
Ketika terjadi musibah yang harus di lakukan oleh seoarang muslim adalah Muhasabah diri (Evaluasi Diri), Apakah musibah ini merupakan Ujian dari Allah Swt Sebagai sarana untuk meningkatakan keimannan kita? Atau musibah ini merupakan teguran dari Allah SWT Atas kesalahan yang kita lakukan di Bumi Allah ini. Muhasabah ini sangat penting agar kita mengetahui kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan, dan di harapkan setelah bermuhasabah diri maka kata akan lebih baik kembali dalam bertindak kearah selanjutnya
2. Menerima Dengan Ridho
Ketika musibah dateng maka terimalah dengan hati yang Ridho, karena dengan keridhoan itu akan membuat hati menjadi tenang, pikiran menjadi jernih dan lapang untuk menemukan solusi. Sikap Ridho juga akan mendatang keridhoan serta rahmat dari Allah SWT.
Friman Allah QS. At Taubah : 59
Artinya”Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi Kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).”
3. Bersabar
Musibah itu selalu terasa pahit dan tidak menyenangkan, tetapi bagi orang yang sabar akan berusaha untuk berusaha menahan perasaan pahit itu dengan keteguhan hati dan berusaha untuk tidak mengeluh. Karena bagi orang yang sabar maka Allah SWT akan menyediakan Rahmatnya
Firman Allah QS Al baqarah : 155-157
Artinya”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk
4. Bertaubat Jika Bersalah
Adakalanya Allah SWT memberikan musibah ini karena kesalahan yang kita lakukan maka ketika kita menyadari kesalahn itu maka segeralah memohon ampun kepada Allah SWT dengan taubatan nasuha. Dan bermujahadah supaya tidak mengulangi kesalahan itu.
5. Memahani Sunatullah
Boleh jadi ibadah kita sudah baik, akhlak juga sudah baik, tetapi perilaku kita terhadap lingkungan di sekita kita tidak sesuai dengan sunatullah, maka musibah pun akan Tetap datang. Kita harus memperbaiki perilaku kita agar tidak bertentangan dengan sunatullah.
6. Bersyukur
Serorang mukmin yang yang memiliki kualitas iman yang tinggi bukan saja menerima musibah dengan sabar serta ridha, bahkan dia akan dapat bersyukur. Dia menyadari betapa kecilnya musibah yang diterimanya di bandingkan dengan musibah yang di terima oleh Rasulullah dan para sahabat dan hal ini akan membuat di terus bersyukur karena merasa Allah SWT masih sayang padanya.
7. Tetap Optimis
Tidak ada alasan untuk berputus asa. Hari esok lebih baik selalu terbuka, di dalam kesukaran pasti ada kemudahan itu sudah merupakan Janji Allah.
Firman Allah QS. 94 : 5-6
Artinya”karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
8. Mendekatkan Diri Kepada Allah
Puncak semua ikhtiar yang kita lakukan dalam menghadapi musibah itu dengan sebaik-baiknya adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kita sadar bahwa Allah mencintai dan menyayangi kita. Maka apapun yang di berikan, kita tidak bisa akan menolaknya, dan kita akan tetap setia untuk mencintain-NYA dan mentaati perintah-NYA serta meninggalkan semua larangan-NYA
Sumber : Majalah Hidayatullah
Feminisme koq..salah kaprah?
Feminisme rasanya tidak asing lagi di telinga kita. Adalah gerakan yang diawali oleh persepsi tentang ketimpangan posisi keperempuanan. Kartini -pahlawan
Tapi kemudian Feminisme, yang semula lahir sebagai gerakan yang membela kaum wanita dalam meningkatkan harga diri wanita yang ingin dinilai sesuai dengan potensinya sebagai manusia tanpa harus memandang gender, kemudian mulai disalahartikan. Ingin menaikan harga diri tapi malah menjatuhkan (harga) diri sendiri.
Sedikit cerita, di Austria kesalahpahaman mengenai arti kata “Feminisme”, membuat bocah 14 tahun mau bertukar pasangan 3 kali dalam sehari. Ketika ditanya alasannya, kemudian ia menerangkan “Boys can do it, then why we can`t…saya merasa bangga bisa menaklukan 3 orang cowok dalam sehari. Dan diantara mereka tidak perlu ada yang tahu satu dengan lainnya. Itu
Di belahan negara lainnya, seorang wanita menuntut persamaan toilet, karena wanita diyakini juga dapat (maaf) kencing berdiri seperti halnya pria. Saya juga pernah mendengar adanya gerakan “Feminisme bertelanjang dada” dan “gerakan pembakaran BH”.
Feminisme kemudian disalahartikan oleh kaum wanita itu sendiri. Banyak wanita yang menjadi korban salah kaprah ini. Ironis sekali, Feminisme yang terlahir sebagai cita-cita mulia para wanita pendahulu, kemudian berubah menjadi kemerosotan harga diri seorang wanita, yang lucunya - namun juga menyedihkan – si wanita itu sendiri tidak menyadarinya. Menyadari bahwa ia telah menjatuhkan harga dirinya.
Di Indonesia sendiri? Virginitas bagi wanita
Kerancuan anggapan mengenai “Feminisme” inilah yang perlu dibenahi.Anggapan yang kemudian menggeser tradisi dan budaya yang kita banggakan dengan budaya kiriman yang baru (Western).
Hal lain! Menurut pengamatan yang saya lakukan, rupanya di
Dan alasan lainnya, tentu saja “cowok juga ngerokok kok… kenapa kita-kita gak boleh??” Padahal tidak perlu di jelaskan lagi, semua yang saya jabarkan di atas (termasuk rokok), tak lain akan merugikan kaum wanita itu sendiri.
Sebodoh itukah wanita-wanita sekarang? “Feminisme”(radikal) telah menutup mata hati mereka untuk melihat kerugian yang mereka alami. Sebodoh itukah? Padahal banyak diantara mereka yang mengeyam pendidikan dan pengajaran.
Bukan saatnya kita berdebat apakah karena saking bodohnya mereka atau saking pintarnya. Saatnya sekarang wanita-wanita bangkit memperjuangkan Feminisme yang sebenarnya. Bagi wanita-wanita yang sudah telanjur pada kesalahan yang tidak ‘disengaja’ tadi, bangkitlah dari keterpurukan. Bagi wanita-wanita yang mampu melihat fenomena ini, bantulah untuk bangkit. Kita harus benar-benar bersatu.
O ya! Bagaimana kalau saya ajak anda-anda berpikir sebaliknya? Kalau selama ini wanita selalu saja dituntut untuk menjaga budaya ketimuran (yang semula dirasa menguntungkan kaum pria), hingga akhirnya muncul yang namanya “Feminisme”yang kemudian disalah-artikan, dan menyebabkan serba salah. Bagaimana kalau sekarang kita yang menuntut mereka-kaum pria-red- untuk tidak hanya menuntut keperawanan, tapi mereka juga harus menjaganya (keperjakaan) juga.
Kita sudah terlalu sering mengikuti mereka, bahkan membuat mereka menjadi satu acuan kesetaraan. Bagaimana kalau sekarang, mereka mengikuti kita? Harus dimengerti memang, kalau wanita perawan sekarang sangat jarang ditemui. Oleh karena itu pria sebaiknya tak usah mempermasalahkan Virginitas wanita(biarkan kaum wanita itu sendiri yang mempermasalahkan dan mencari solusi bagi dirinya). Pria sebaiknya lebih menghargai wanita, baik ia virgin (apalagi) atau tidak virgin (apa boleh buat). Toh selama ini wanita selalu menghargai pria tanpa memandang Virgin atau tidaknya.
Dan sekali lagi, jangan hanya menuntut wanita untuk menjaga kaidah-kaidah ketimuran. Pria juga wajib menjaga dong (pahala), sebagaimana kaidah-kaidah keagamaan. Selama ini wanita dituntut untuk lebih mengerti dan mau menjaga. Pria? Rasanya tidak ada tuntut yang seperti itu dalam hal ini.
Mengenai rokok? Katakan saja ”Ngertilah....hari gini gitu loh..(zaman sekarang). Kalian-pria-red- juga jangan ngerokok dong.. jangan cuma bisa ngelarang doang”. Kenapa saya katakan zaman sekarang? Zaman yang udah berubah mau gak mau harus kita terima sementara, sebelum kita benar-benar mengubahnya.
Bagaimana? Siap untuk merubahnya wanita-wanita? Memperjuangkan hak-hak wanita yang sebenarnya? Anda yang tahu jawabannya. Anda juga yang lebih tahu caranya.
http://www.dudung.net/artikel-bebas/feminisme-koqsalah-kaprah.html
Saturday, November 22, 2008
Orang Beriman Akan di Uji
Segala puji hanya milik Allah Swt, Rabb semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan rizkinya serta hidayahnya sehingga kita masih bisa menikmati keindahan bumi allah dan kita masih bisa beribadah kepada Allah SWT. Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan terhadap Uswah kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Hidup adalah perjuangan, berjuang untuk mencapai cita-cita yang kita rindukan yakni tegaknya dinullah di muka bumi ini, dalam memperjuangakan dinullah ini tidak semudah apa yang kita bayangkan. Karena sudah sunatullah suatu perjungan pasti ada ujiannya, dan ujian inipun berlaku kepada orang-orang yang beriman.
Kita sekilas melihat ujian yang di terima oleh rasulullah, Rasulullah di beri gelar al amin(terpercaya) oleh kaum quraisy, akan tetapi ketika rasulullah di angkat menjadi rasul oleh Allah SWT dan Rasulullah di perintahkan oleh Allah SWT untuk mendakwahi kaumnya supaya mengucapkan ” laa ilaaha illallah, Muhammad rasulullah” kaumnya pun menolak bahkan kaumnya mengejek rasul dengan sebutan majnun, tukang syihir, dll setelah itu rasulullahpun di usir oleh kaumnya sendiri, Itu adalah sebagian kecil ujian yang di alami oleh Rasulullah.
Allah menguji manusia bukan berarti Allah benci kepada manusia sekali lagi tidak, Allah maha Rahman dan Rahim. Allah sangat cinta kepada hamba-hambanya yang beriman, jadi dengan ujian itu Allah SWT akan mengetahui orang-arang yang benar beriman dan orang yang berdusta.
Firman Allah QS. Al Ankabut : 2-3
Artinya”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya ujian bala’, dan sesungguhnya Allah Ta’ala apabila mencintai sesuatu kaum, maka kaum itu diuji-Nya lebih dulu. Maka barangsiapa yang rela mendapat ujian itu, baginya keridhaan Allah, dan barangsiapa yang benci, baginya kemurkaan Allah.” (Hadits Riwayat Tirmidzi)
Allah SWT menguji manusia dengan 2 ujian
Ujian yang Menyenangkan, Ujian ini berupa harta, jabatan, wanita, istri, suami, anak dan lain sebagainya.
Ujian yang tidak menyenangkan, ujian ini berupa kemiskinan, sakit, bawahan, kematian dan lain sebagainya
Yang jadi pertanyaan adalah ”apakah kita akan bersyukur ketika kita di beri ujian yang menyenangkan?? Dan apakah kita akan bersabar ketika di berikan ujian yang tidak menyenangakan??.
Firman Allah SWT QS Ibrahim : 7
Artinya “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu, bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Firman Allah SWT QS Hud : 11
Aritnya “kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.
Wallahua’lam bishowab
Ketika semua memanggil
Saat pohon-pohon tumbang berserakan
Saat manusia merintih kesakitan
Saat tubuh-tubuh kecil berjatuhan bersimbah darah
Disaat jerit tangis mulai terdengar
Disaat ketakutan menyelimuti jiwa
Disaat kubun-kebun mulai tandus
Disaat tabir jihad telah terbuka
Ketika pekikan takbir mengalahkan desingan peluru
Ketika batu pun berbicara
Ketika angin-angin berteriak
Ketika bumi memanggil
Ketika gunung-gunung berseru
Ketika semua makhluk Allah berkata
“ wahai para mujahidin !!!,
Inilah musuh-musuh Allah yang engkau cari-cari,
Mereka bersembunyi di belakngku
Kejarlah mereka!!!dan bunuh mereka !!! ”
Disaat penghianatan mulai terjadi
ketika semakin banyak manusia menjadi korban
Disaat kemenangan dinanti-natikan
Ketika syahid menjadi cita-cita
Ketika siang gersang membakar dada
Ketika malam dingin membekukan hati
Mereka berlari menenteng senjata
Melawan kendaraan berlapis baja
Dimakah kita siang itu????
Dimankah kita malam itu????
Dikala saudara kita tak lagi tidur tenang
By : Alfarisi
Tuesday, November 4, 2008
Jalan Allah

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rab semesta alam, yang semuanya ada di genggamannya. Subhanallah, maha suci Allah, Walaahaula walaaquwwata illa billah. Allahumma shollia’laa Muhammad, alladziina yukhrijunnaas minaddzumaati ilannuri. A’mmaa ba’du.
tujuan kita?? Yaitu untuk mencari Mardhotillah.
Namun tanpa kita sadari kita sudah terlampau jauh
dari orbit Allah. Yang maha pengatur, bahkan kita kerap sekali melakukan maksiat, padahal kematian sudah di depan mata. Namun karena di depan mata membuat kita tidak melihatnya, seolah-olah kematian itu masih jauh.
“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang Telah ditetapkan azab atasnya. dan barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang dia kehendaki.”
Monday, September 29, 2008
Renungan di hari raya
Dalam menyambut hari kemenangan banyak cara-cara yang di lakukan
oleh
teman-teman
kesalahan-kesalahan kita
cermati dan harus kita tinggalkan yaitu
berjabat tangan dengan orang-orang yang bukan muhrim yang sudah
mendarah daging dan menjad adat yang dimana hal tersebut jika
kita laksanakan bukanya kita mendapat pahala akan tetapi kita mendapat dosa..
Rasulullah SAW pernah bersabda
Lebih baik ditembus dengan besi yang panas dari dubur
sampai kepala nya
yang bukan muhrim-nya " (HR. At Tirmidzi)
Kemudian, untuk ucapan minal 'aidin wal faizin Yang sering kita ucapkan
di
Banyak di salah artikan
Jadi seolah-olah minal 'aidin wal faizin itu artinya mohon maaf lahir dan
batin. Padahal arti sesungguhnya bukan itu. Minal 'aidin artinya dari golongan
yang kembali. Dan wal faizin artinya dari golongan yang menang.
Jadi makna
semoga kita termasuk golongan yang kembali
(maksudnya kembali
dan semoga kita termasuk golongan yang meraih kemenangan.
Rasulullah biasa mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum
kepada para
Maksudnya menerima
dan ibadah kita di bulan Ramadhan.
Beberapa shahabat menambahkan ucapan shiyamana wa shiyamakum,
yang artinya
melainkan dari
Semoga kita dapat memahaminya.. amin
Assalamualaikum
Assalamualaikum Wr Wb….
Subhanallah.. tiada kata yang paling indah di katakan oleh hamba allah kecuali ucapan syukur karena kita masih di berikan nikmat sehingga kita bisa menjalan ibadah puasa selama satu bulan.
Subhanallah…Gak terasa yah selama satu bulan kita berpuasa dengan perjuangan yang sungguh melelahkan untuk menahan segala sesuatu yang membatalkan puasa kita/menahan hawa nafsu kita, dan akhirnya kita akan mendapati hari yang sungguh istemewa, kenapa yah di katakan hari yang istimewa??? Yah karena di hari itu semua umat islam yang beriman dan menjalankan puasa mendapatkan kemenangan, kemengan yang haq,,, semua orang bergembira ria menyabut datangnya kemenangan itu akan tetapi di balik kemenangan itu ada kesedihan, sedih karena akan di tinggal oleh bulan ramdhan,, ya rabbi apakah kita nanti akan berjumapa lagi dengan bulan ramadhan lagi??? Wallahua’lam… kita hanya bisa berdoa semoga kita bisa di pertemukan kembali oleh bulan ramdhan yang akan datang. Amin…

New Nintendo DS Lite

Thursday, September 18, 2008
Nasehat Imam Al-Ghozali
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya, pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "Mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.
Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "Nafsu" (Al A'Raf 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban sampean benar, kata Iimam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.
Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?".Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan Sholat". Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan sholat. Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukaiperasaan saudaranya sendiri.
Sumber : http://www.van.9f.com/renungan%20islam/nasehat_imam_ghazali.htm
Monday, September 1, 2008
Marhaban ya ramadhan

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
( Albaqrah : 183)
banyak sekali keutamaan puasa diantaranya
1. Puasa adalah perisai, dengannya seorang hamba terjaga dari api neraka (hadits shahih riwayat Ahmad)
2. Puasa memasukkan ke surga Dari Abu Umamah, ia berkata, aku bertanya Wahai Rasulullah tunjukkan kepadaku suatu amal yang memasukkanku ke surga, Nabi bersabda : Hendaknya engkau berpuasa, tiada yang menyamainya. (Hadits riwayat Nasai, ibnu Hibban, dan Hakim dan sanadnya shahih) 3. Puasa dan Al Qur’an akan memberi syafaat orang yang mengamalkannya Rasulullah bersabda :
Puasa dan Al Qur’an akan memberi syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat, berkata puasa : Ya Allah, Engkau telah mencegah orang yang berpuasa dari makanan dan syahwat, maka berikanlah syafaatku padanya, dan berkata Al Qur’an : (Ya Allah) Engkau mencegahnya dari tidur pada malam hari, maka berikanlah syafaatku padanya, Allah berfirman :Keduanya akan diberi syafaat.(Hadits riwayat Ahmad dan Hakim).
Subhanallah... luar sungguh luar biasa hanya dengan puasa kita akan mendapatkan syurga jadi sangat - sangat rugi jika manusia pada meninggalkanya.
Wednesday, August 13, 2008
Info Download
aDA dua cara untuk download apa aja yang ada di youtube yang pertama pake http://vixy.net/ trus yang kedua pake http://keepvid.com/ tapi ane ngasih dulu yang pake vixy.net..
caranya mudah kok (masa sih).? emang mudah caranya Tinggal kita masuk ke situs http://vixy.net/ trus masukin masukkan file url yang ada di youtube.
Misalkan : http://youtube.com/watch?v=vzPX5ewOcPU
Pilih hasil convert FLV, trus tekan tombol start dan tunggu ….

Kalo udah 100%, nanti ada file dengan nama random akan minta disave atau dirun.
Silahkan dicoba di sini


Friday, February 1, 2008
cara membuat blog
Blog adalah situs pribadi. Berbeda dg website yg setiap memposting harus susah payah memakai kode ekstensi .html .php, .asp, dll, blog merupakan otomatisasi dari semua ekstensi tsb. Sehingga karena sudah diotomatisasi, maka kita-kita semua yg lugu teknologi menjadi ostosmastis dapat memposting apa yg kita inginkan persis seperti kita memposting email ke teman atau ke milis.
Dan karena kemudahan inilah, maka semua orang yg tahu internet dapat membuat blog atau situs pribadi; sama halnya dg memiliki email. Tak heran apabila pemilik blog bervariasi: mulai dari pembantu rumah tangga, ibu rumah tangga, tukang jualan sayur di pasar klewer, cewek-cewek "ramah" di pasar senggol, sampai profesor dan menteri-menteri.
2. Bagaimana cara membuat blog?
Seperti halnya email, buat account dulu di free blog provider (pemberi hosting/domain blog gratis). Yg paling populer adalah http://www.blogger.com. Bagi Anda yg sudah agak melek-huruf teknologi bisa juga buat account di http://www.wordpress.com dan http://blogsome.com. Selain yg dua ini masih banyak penyedia blog gratis yg bisa Anda ketahui kemudian. Ikuti pentunjuk step-by-step ketika mendaftar.
3. Setelah selesai register/sign-up di http://blogger.com, anda dapat mulai memposting/mempublish apapun yg Anda inginkan di blog: mulai dari curhat, puisi, cerpen, tulisan serius sampai yg canda.
Cara Membuat Blog di Blogger
Banyak yang menanyakan kepada saya bagaimana sih cara membuat blog? Sebenarnya simpel sekali dalam hal membuat blog, jika kamu ingin buat blog dari fasilitas blog yang free kamu bisa daftarkan di Blogger, kenapa saya merekomendasikan Blogger bukannya seperti Wordpress, Typepad dan lain-lain?...
Karena Blogger ini sudah banyak di pakai oleh banyak orang dan mempunyai PR 10 (Google Pagerank) dan mempunyai Traffic Rangking di Alexa dengan rangking 18.
Ok.. saya akan menerangkannya langkah-langkah membuat blog di Blogger:
1. Buat Account baru di Blogger (Create Account)
2. Setelah muncul page Isian, kamu tinggal masukan email, Password, Display Name (bebas kamu masukan apa saja seperti nama kamu), Word Verification (Masukan sesuai yang tertera), centang I accept the Terms of Service, setelah itu Klik Continue.
3. Kamu akan masuk ke halaman baru, Masukan Nama Blog yang akan kamu buat, saya menyarankan nama blog kamu harus sesuai dengan topik dari blog yang akan kamu buat. seperti: http://pisanggoreng.blogspot.com, jadi topik tentang pisang goreng, bagaimana cara buat pisang goreng, pisang yang bagus dan lain-lain. Setelah itu klik Continue.
4. Akan muncul halaman baru yang berisi template, pilihlah template yang kamu suka setelah itu Klik Submit. Akhirnya selesai deh blog yang kamu buat dan kamu tinggal posting artikel kamu di Menu Posting dan pilih
Friday, January 18, 2008
“Bulan Menangis"
Banyak kisah yang menunujukkan betapa para shalihin lebih sering menangis daripada tertawa. Bagaimana dengan kita sendiri?
Oleh: Andi Sri Suriati Amal
Hidayatullah.com--Andai kalian mengetahui apa yang kuketahui niscaya kalian akan lebih sering menangis daripada tertawa. Sabda baginda Rasulullah saw kepada umatnya. Tangis dan tawa merupakan indikasi ilmu, penyata sejauh mana kita memahami hakekat hidup di alam yang fana ini.
Tapi sayangnya kebanyakan manusia lebih suka tertawa daripada menangis. Lebih menyukai guyon dan lawak ketimbang petuah dan nasehat. Karenanya bisnis tawa menjanjikan keuntungan besar. Grup-grup lawak digemari khalayak. Pentas parodi diminati pemirsa. Buku-buku dan majalah humor laku keras. Yang bosan hidup boleh memilih mau “mati ketawa”
Alasannya bahwa tertawa itu dapat mengenyahkan stress dan mengusir penyakit. Konon tertawa selama 5-10 menit saja sudah merangsang keluarnya endorphin, serotin plus melatonin, dua zat kimia positif yang menimbulkan rasa tenteram dan nyaman. Tertawa sekaligus dipercaya mengurangi pengeluaran adrenalin, kortisol dan radikal bebas (zat kimia jahat). Selain itu, tertawa juga bisa menurunkan tekanan darah dan detak jantung, mengurangi kadar kolesterol jahat. Sistem immune dirangsang dengan tertawa, yaitu salah satunya melalui sel antikanker yang akan memakan sel kanker dalam tubuh.
Sebaliknya, banyak orang enggan menangis, kecuali terpaksa. Mereka beranggapan menangis itu adalah perbuatan yang sia-sia, petanda lemah dan cengeng. Namun sebenarnya menangis itu tidak jelek dan terkadang perlu. Menangis merupakan salah satu cara untuk melampiaskan perasaan dan melegakan hati.
Bagi seorang Muslim, tangisan seorang hamba yang bertobat, minta ampun atas segala dosa karena merasa takut kepada Allah swt adalah terpuji. Yazid bin Maisarah ra pernah berkata bahwa orang menangis karena tujuh sebab. Pertama, karena gembira. Kedua, karena gila. Ketiga, karena sakit. Keempat, karena gentar. Kelima, karena menunjuk-nunjuk. Keenam, karena mabuk. Dan ketujuh, karena takut kepada Allah SWT. Beliau menambahkan bahwa tangisan yang akhir inilah yang bisa memadamkan lautan api walau hanya dengan setetes air mata saja.
Orang yang menangis karena Allah SWT termasuk tujuh golongan yang akan mendapat perlindungan pada hari kiamat, ketika tidak ada perlindungan kecuali dariNya, kata Rasulullah saw. Mereka adalah seorang yang senantiasa menyebut - nyebut nama Allah dimasa lapang, lalu kelopak matanya digenangi air mata. Firman Allah dalam Al-Qur’an: “Dan hendaklah mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.”
Menangis karena Allah bukanlah indikasi kerapuhan jiwa. Malah menandakan kepekaan hati, ketajaman jiwa dan kebeningan perasaan. Orang yang menangis dalam keadaan ini hanyalah orang-orang yang selalu berdzikir, senantiasa mengingat Allah dalam segala situasi dengan khusyu', serta selalu bertaqarrub dan bermunajat kepada Nya, sedang orang yang lalai tak mungkin bisa melakukan ini. Karena itu menangis merupakan kebiasaan dan akhlaq para nabi dan shalihin.
Banyak kisah yang menunujukkan betapa para shalihin lebih sering menangis daripada tertawa. Diriwayatkan bahwa Thabit Bunani rah mengalami sakit mata. Dokter berkata, “Matamu akan sembuh sekiranya engkau menunaikan satu janji, yaitu jangan menangis.” Jawab beliau, “Tidak ada sama sekali kebaikan pada mata yang tidak menangis.” Ka’ab al-Ahbar ra pula berkata, “Demi zat yang jiwaku dalam genggaman-Nya, tangisanku karena takut akan Allah SWT sehingga air mata mengalir di pipiku lebih aku sukai dari pada aku bersedekah sebukit emas”.
Abu Bakar Siddiq ra diriwayatkan pernah berpesan: “Sesiapa yang bisa menangis maka hendaklah dia menangis dan sesiapa yang tidak sanggup menangis maka hendaklah dia buat-buat menangis.”
Di penghujung bulan suci Ramadhan ini adalah moment yang sangat tepat untuk menangis di hadapan Allah yang maha pengampun. Menangis lantaran dosa-dosa kita yang tak terbilang. Bukankah api neraka tidak akan menyentuh wajah yang padanya mengalir air mata tangis karena takut kepada Allah SWT?
Alangkah indahnya doa Rasulullah SAW: "Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis kerana takut kepada-Mu, sebelum datang masa dimana tak ada lagi air mata." Wallahu ‘alam.
Wednesday, January 16, 2008
Siapakah Al Ghurabaa?
“Yaa Rasulullah siapa mereka (Al ghurabaa)?’ beliau (saw) menjawab: ‘an Nuzzaa’ min al Qabaa-il (orang-orang yang menarik dirinya dari kaumnya).’”
An Nuzzaa’ (orang-orang yang menarik dirinya) mempunyai dua arti:
- Orang-orang yang benar-benar menarik dirinya dari bangsa mereka, kebiasaan keluarga dan tradisinya.
- Orang-orang yang meninggalkan negeri mereka atau tempat tinggal mereka dengan tujuan melaksanakan jihad (berperang memerangi musuh Allah).
Dalam riwayat Abdullah bin Amr bin Al Ash (ra) beliau (saw) berkata:
“Ketika kami bersama mereka kemudian beliau berkta ‘Toobaa lil Ghurabaa (surga bagi Al Ghurabaa), kami bertanya: ‘siapa mereka?’ beliau (saw) menjawab: ‘mereka adalah orang-orang yang terbaik dan jumlahnya sangat sedikit di bandingkan dengan kebanyakan.” (Sahih uslim, Ibn Maajah, Musnad Imaam Ahmad, al-Bukhaari dan-Tirmidhi)
Nabi Muhammad (saw) juga berkata: “di dunia seperti orang asing atau orang-orang yang dilewati.” Siapa saja yang hidup dalam dunia ini sebagai seseorang yang di lewati akan menjadi ghariib (tunggal dari ghurabaa’). Ghurabaa’ mempunyai keimanan dan karekteristik yang khas; selalu melaksanakan apa yang Allah (swt) dan RasulNya perintahkan kepada mereka untuk dilaksanakan, juga menjauhi dari sesuatu yang terlarang.
Juga diriwayatkan dalam Tirmidzi dan Abu Dawud bahwa Rasulullah (saw) bersabda:
“Akan datang di suatu masa ketika orang-orang memegang teguh Dien akan menjadi seperti memegang bara api di tangannya. Seseorang yang teguh berdiri akan mendapatkan pahala dari lima puluh orang.” Sahabat kemudian bertanya: ‘akankah mereka mendapatkan pahala lima puluh orang diantara kita atau diantara mereka?’ beliau (saw) menjawab: ‘mereka mendapatkan pahala lima puluh orang dari kalian.’”
Para Shahabat rasulullah (saw) tidak berhadapan dengan permasalahan yang kita hadapi pada saat ini, seperti membuktikan sebuah hadits itu shahih, sebagaimana mereka bisa bertanya langsung kepada beliau (saw). Tidak juga mereka mempunyai masalah dari beberapa ulamaa’ sebagaimana mereka mempunyai Nabi (saw) untuk mengajari mereka Dien. Dengan pasti untuk mengikuti Nabi Muhammad (saw) tanpa melihatnya, jarak (waktu) yang begitu jauh, lebih sulit daripada mereka para sahabat yang telah bersama Rasulullah, dimana para Shahabat mempunyai kesempatan untuk belajar dari beliau secara langsung. Selanjutnya kita bisa mendapatkan lebih banyak pahala dari yang seharusnya karena kita berhadapan dengan kesulitan yaitu kita tidak bersama Rasulullah (saw).
Jadi Siapa Al-Ghurabaa?
Al Ghurabaa adalah orang-orang yang taat pada Allah (swt) semata, mengikuti Syari’ah dalam setiap aspek kehidupan. Mereka menyembah, menaati dan mengikuti tidak lain karena Allah, juga tidak berkaitan apakah dia laki-laki atau wanita atu benda padaNya. Mereka adalah contoh untuk mengikuti Rasulullah (saw) dan para Shahabatnya (ra). Tauhid adalah karakteristik mereka sebagaimana mereka memberikan ibdah mereka tiada lain hanyalah Allah semata:
Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS Al An’am 6 : 162)
Mereka jauh dari mayoritas, bertindak sesuai dengan apa yang telah Allah informasikan kepada manusia:
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (QS Al An’am 6 : 116)
Ghurabaa yang benar tidak pernah melakukan kerusakan, kultur atau tradisi yang batil (cara kebanyakan orang yang salah sebelumnya kehidupan yang rusak). Ghurabaa membenci semua apa yang mereka lakukan sebelumnya dan segala bentuk ke-jahil-an mereka berada diseberangnya, lebih lanjut, kita tidak akan melihat mereka melaksakan pemungutan suara untuk hukum buatan manusia, menyeru kepada kebebasan, sekulerisme, demokrasi, bersumpah setia pada presiden atau melakukan bentuk ke-kufur-an atau ke-syirik-an.