Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, tidak ada yang indah di ucapkan selain kita memuji kepada Allah. Dan tidak ada aktivitas yang lebih baik selain meminta pertolongan dan memohon ampunan kepadanya. Walaahaul walaakuwwata illa billahil ‘aliyyil adzim, tidak ada kekuatan yang mampu melindungi dari keburukan diri selain kekuatan dan pertolongan Allah. Siapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan siapa yang Allah sesatkan maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Muhammad RasulAllah, manusia yang sangat dicintai Allah dan juga seluruh alam, manusia yang terkenal karena kemuliaan Akhlaknya, manusia yang tinggi akan ilmunya, kepadanyalah seharusnya kita ber-uswah. Karena dengan risalahnya kita bisa merasakan betapa indahnya islam ini.
Sahabat muda semuanya, tidak tersa kini kita telah memasuki bulan Februari 2009, yaitu bulan yang menurut sebagian para pemuda merupakan bulan yang penuh cinta dan kasih sayang. Mulia tukar kado, coklat, kencan, bahkan hingga melakukan hubungan yang lebih pun mereka berani. Apa sebenarnya yang melaterbelakangi semua itu ?? mereka menganggap bulan ini adalah bulan yang pas untu menyatakan cinta dan mengekspresikan rasa cintanya. Bukankah mengekpresikan cinta itu kapan saja??
Bagaimana menurut kaca mata islam tentang Valentine Day?? apakah seperti itu kehidupan remaja yang di harapkan?? dan pantaskah kita yang mengaku sebagai muslim melakukannya?? Sebelum lebih jauh, mari kita lihat sejarah awal adanya hari kasih sayang.
Hari Valentine juga berhubungan dengan kisah pendeta Valentine. Ada beberapa versitentang kisah ini. Salah satunya menceritakan bahwa Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu yaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'. Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari. Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
Nah setelah kita tahu sejarahnya apakah kita masih tetap akan merayakannya?? Rasulullah bersabda :
“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Apakah dengan dalil itu masih belum bisa meyakinkan kita?? Allah berfiman dalam Surah AL Imran ayat 85 :
“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?? dan perlu kita perhatikan beberapa poin yaitu :
1. PRINSIP / DASAR
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
2. SUMBER ASASI
Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak. Allah berfirman dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
3. TUJUAN
Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)
Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan.
No comments:
Post a Comment
Kami persilahkan kepada pengunjung blog ini untuk mengomentari atau memberikan kritik dan sarannya yang membangun untuk kemajuan blog ini